10.8.10

Cahaya Bulan yang nestapa



Merentas waktu… sang bulan yang mengalami tidur panjang mulai tersadar
“Dimana ini ?? q dimana? Q siapa? Untuk apa aku disini??” teriak bulan dengan mata yang buta
“Bulan, janganlah kau bingung, kau aman disini, ada q bersamamu” tiba-tiba muncul sepotong suara cantik dari balik tirai
“siapa kau??? Suaramu indah sekali… seperti yang pernah ku dengar dalam satu episode mimpiku…”
“aku putri nabi… tapi pssssst tolong rahasiakan ini ya, q tau kelebihanmu pandai menganalisa suaraku, maka rahasiakanlah hal ini dari mereka”
“Q lelah wahai putri, q sungguh lelah… berjuta maksiat telah ku perbuat, hingga q mengalami tidur panjang yang tak kubayangkan lamanya, q tersisihkan, q terabaikan, q berbuat terlalu fatal dalam kisah lampauku hingga q terdampar disini.” Bulan mendesahkan nafasnya yang panjang
“Tenang bulan, peganglah janjiku ini, q akan mengajarimu banyak hal, q akan membantumu bisa melihat kembali dengan seizinNya. Q akan mengenalkanmu pada orang-orang pilihan ALLOH, bersihkan dirimu mulai sekarang, berwudhulah, bersihkan pakaianmu dan ikutlah aku.” Ujar putri menenangkan
Waktu pun bertasbih memuji Raja semesta alam… benda-benda langit bercakap-cakap memuji segenap skenario ALLOH yang begitu sempurna
Bulan pun semakin bersinar dengan wajah barunya, ia merasa jalannya kian terang, ia merasa matanya cukup bisa melihat sinar walaupun masih berpendar. Wajahnya kian ceria, hatinya kian lapang menerima petunjuk dari Robbnya…. Dan ia pun sadar akan kebaikan putri nabi yang telah merubah sisi gelapnya

“ putri… q bersyukur mengenalmu… dari masa gelapku, q sering memimpikan suaramu… q tak pernah menyangka akan benar-benar mendengar suara itu sekarang…petunjukNya ia perantarakan dengan datangnya hadirmu disini, dengan segala ketulusan dan petuah bijakmu, kau layak mendapatkan yang lebih baik dari unta merah wahai putri yang ku cinta karna Ilahku…” Bulan tersedu membuat pengakuan, ia tak bisa terus membisu, ia tahu begitu dalam rasa bersyukurnya pada Robbnya karna telah dipertemukan dengan sang putri nabi, lugas dia utarakan segala perasaannya.
“ Bulan, adakah kau lupa? Bahwa semua ini adalah skenarioNya, semua ini sudah kehendakNya, maka simpanlah rapat-rapat hatimu dahulu.. q adalah seorang manusia biasa, walaupun mereka bilang q putri nabi, tetapi sejatinya q manusia dhoif juga seperti dirimu… q memperkenalkan petunjuk padamu hanya karena Tuhanku yang menyuruhku untuk selalu mengajak pada kebaikan hingga batas nyawaku”, sang putri tersenyum dengan indahnya membuat bulan begitu terpikat
“Bulan, tundukkanlah pandanganmu, sebab Robb kita tak ridho atas pandangan itu”, sang putri lantas mengingatkan
“iya, maaf putri, aku hanya tak tahu cara berterima kasih padamu, sehingga hanya kata-kata biasa itu saja yang mampu q lontarkan. Itu dari hatiku, dari relung snubari terdalam”  bulan membela dirinya
“ hmmmm iya bulan, q mengerti, waktu bertasbih membuatku semakin mengerti tabiatmu… q juga bersyukur dengan segala skenario ini, tapi tolong, jangan khianati Tuhan kita ya? Sebab tak ada yang luput dari pengawasannya… q hanyalah makhluk ALLOH yang penuh kebengkokan, maka janganlah kau memandangku dengan pandangan penuhmu” ujar sang putri bijak
Seiring bebijian masuk ke dalam tanah, awan semakin lincah menaungi bumi, dedaunan pun berguguran, mengering dan menggemukkan cacing-cacing di tanah yang subur
 ALLOH mengaruniakan pertemuan dan perpisahan. Kesemuanya dalah rahmatNya yang ideal untuk masing-masing hambaNya.
Bulan dengan tangkas membuka surat dalam genggamannya, disana terdapat tulisan tangan sang putri yang sangat elok….” Bulan, maaf kita harus berpisah. Ini sudah Qodarulloh. Janganlah kau sedih, tetaplah semangat dalam mencari ilmu dien, raihlah petunjukNya, giatlah jadi tholib hingga kau mati, dan amalkan ilmu-ilmu yang telah kau dapat. Cukuplah ALLOH sebagai saksi atas hatimu…..
“…..q bangga mempunyai teman berbagi sepertimu…. Ayah memaksaku untuk meninggalkan kota tercinta ini, q harus menuntut ilmu yang lebih tinggi. Dienku menunututku untuk itu, kau tentu sudah paham bukan? Maka, janganlah bersedih ya^_^, jangan pernah lupakan q, jaga rahasia-rahasiaku… kelak akan ada masa kita bertemu. Ma’assalamah. Asa antum fiy aamanillah”
– ttd. putri nabi –
Bulan tersungkur, mendekap lututnya erat-erat…*duhai putri…mengapa kau siksa q dengan rindu tak berkesudahan seperti ini?? Salahkah q atas kekagumanku pada hatimu? Pada hati yang dengan tulus mengangkatku….mencerdaskanku…menemani kekosongan jiwa dan ragaku…..arrrgghhh!!*
Hari-hari dijalani bulan dengan nestapa yang tak bertepi… tetapi dengan hujan ilmu dari para sholihin, bulan yang dulu rapuh kini semakin kuat menggenggam bara. Dan sekali lagi ia berterimakasih pada sang putri yang sudah begitu menjaga hatinya.
“….putri, kelak ku kan mengkhitbahmu suatu hari nanti, q akan sekufu denganmu, tunggu hadirnya q di depan walimu…! Walau q kini kerdil di depan ayahmu, namun q akan terus berjuang, hingga ALLOH mendatangkan keputusanNya, saat kau ada disisiku, menemani langkah perjuangan ini!!” –itu janjiku-



______________________ to be continued __________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar